Dalam dunia web development, terdapat dua tipe website berdasarkan bagaimana konten dibuat yaitu website statis dan website dinamis. Sebagai web developer, tentunya Anda harus tahu apa perbedaan website statis dan website dinamis agar bisa menentukan cara bagaimana konten dibangun.

Baca juga: Cara menghasilkan uang dari blog

Selain itu, dengan mengetahui perbedaannya, Anda bisa merancang struktur website yang sesuai dan lebih efektif. Dengan begitu, Anda tidak akan salah dalam membuatnya.

Apa Itu Website Statis?

Website statis adalah website yang kontennya cenderung tetap atau jarang berubah. Kalaupun harus diubah, biasanya developer harus mengedit struktur HTML yang ada di dalamnya.

Bukan dengan mengupdate artikel setiap hari seperti website berita. Salah satu contoh website statis yaitu landing page perusahaan yang hanya berisikan profile dan portofolio, tanpa ada artikel dan fitur komentar.

Apa Itu Website Dinamis?

Website dinamis adalah website yang isi atau konten di dalamnya sering mengalami perubahan. Isi di dalamnya (biasanya bagian artikel) selalu diupdate setiap hari atau setidaknya 2 hari sekali.

Selain itu, website dinamis biasanya memiliki sistem pengelolaan database untuk menyimpan data-data dan konten yang jumlahnya sangat banyak. Beberapa contoh website dinamis yaitu portal berita, sosial media, dan e-commerce.

Perbedaan Website Statis dan Website Dinamis

Perbedaan website statis dan dinamis dapat diketahui dari beberapa hal yaitu sebagai berikut.

1. Teknologi

Perbedaan pertama dapat diketahui dari teknologi yang digunakan untuk mengembangkannya. Website statis biasanya dibangun dengan bahasa HTML, CSS, dan JavaScript.

Data yang ada di dalamnya langsung tersimpan di server tanpa ada proses lainnya. Bisa dibilang, teknologi yang digunakan hanya sedikit.

Sementara itu, untuk website dinamis menggunakan bahasa pemrograman yang jauh lebih kompleks dengan tambahan server side seperti PHP, Python, dan Node.js. Selain itu, website dinamis biasanya terhubung dengan database.

Teknologi yang digunakan memungkinkan developer untuk menampilkan konten yang terus diupdate dan mengelola database yang ada di dalamnya.

2. Konten

Perbedaan website statis dan website dinamis yang paling terlihat adalah dari kontennya. Konten di dalamnya jarang sekali diubah, kalaupun harus diubah pasti tidak setiap hari.

Berbeda dengan website dinamis rutin diupdate secara berkala. Biasanya update dalam bentuk artikel yang disertai dengan gambar.

3. Kecepatan

Dari segi kecepatan loading website, kebanyakan website dinamis memiliki loading yang tidak terlalu cepat. Hal ini dikarenakan struktur websitenya yang harus dibangun dengan banyak bahasa pemrograman.

Semakin banyak kodenya, maka semakin lambat loadingnya. Meskipun bisa diakali, tetap saja website statis yang kodenya lebih sedikit jauh lebih cepat.

Apalagi website dinamis itu pasti ada banyak gambar. Untuk memuat gambar membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama.

4. Biaya Pembuatan

Biaya yang dibutuhkan untuk membuat website dinamis sedikit lebih besar daripada website statis. Perbedaan biaya ini bukan karena kodenya, melainkan server yang digunakan.

Website dinamis membutuhkan server dengan biaya yang besar. Apalagi website dinamis lebih interaktif karena ada komentar atau input dari pengunjung.

6. Interaksi Pengguna

Website statis umumnya tidak memiliki banyak fitur yang memungkinkan interaksi secara langsung dengan pengguna. Biasanya pengunjung ketika melihat website statis hanya bisa melihat saja, tidak dapat memberikan feedback langsung di website tersebut.

Lain halnya dengan website dinamis, pengunjung bisa melakukan interaksi secara langsung meskipun itu hanya sebatas memberikan komentar. Contoh lain pada website e-commerce pengunjung bisa melakukan penjualan dan pembelian.

Sekarang sudah tahu kan perbedaan website statis dan website dinamis? Jenis website yang Anda pilih sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan saja.